Monday 24 August 2015

Waktu

Waktu berjalan sangat cepat. Tanpa disadari seorang mahasiswa baru yang lembur mengerjakan tugas besar struktur bangunan, saat ini sudah memperoleh gelar kesarjanaannya. Waktu berjalan dengan cepat, menyisakan kenangan akan sebuah kesabaran dan kerja keras.

Orang yang dekat denganku mungkin sangat mengetahui sifatku yang gampang menyerah dan putus asa. Sifat ini mungkin belum ada pada saat 4-7 tahun yang lalu saat aku masih di sekolah. Karena pada dasarnya sifat ini adalah sifat yang merugikan, saat ini aku sedang berusaha keras untuk menghapus sifat-sifat tsb dari dalam diriku, termasuk sifat malas dan cenderung egoisku.

As we getting close to the light, the shadows are being bigger. Mahabesar Allah, ujian pertama datang tepat pada malam hari wisuda. Aku mendapat panggilan untuk psikotest di suatu perusahaan konstruksi besar di Bintaro. Namun, karena satu lain hal yang sebenarnya adalah akibat dari sifat burukku yang berusaha aku hilangkan ini, akhirnya aku menolak panggilan tersebut, yang ujung-ujungnya sangat disayangkan oleh keluargaku.

Memang itu adalah satu alasan yang sangat wajar ketika aku mengurungkan niatku, namun alasan itu sebenarnya salah. Tapi aku berusaha untuk tidak menyesali, karena ya mungkin memang itu belum menjadi jalanku.

Sebenarnya ada satu kejadian unik. Bukan kejadian sih sebenarnya, tapi obrolan unik.

Salah satu perusahaan konstruksi BUMN terbesar di Indonesia tempat A bekerja juga membuka lowongan untuk pegawai baru. Tapi, aku tidak begitu berminat. Alasannya:

  1. Aku udah pernah coba daftar disitu juga tapi gagal
  2. Test hanya dilakukan di Malang dan Surabaya
  3. Perusahaan itu ga memperbolehkan suami istri di satu kantor
Ada seorang temen yang nanya apa aku mau daftar disitu dan aku jawab engga dengan hanya menyebutkan alasan point ke-3.

Dan kira-kira dia jawab "Ya elaa.. yang namanya jodoh kan kita ga tau"

Dan aku jawab "Ya tapi kan segala sesuatu bisa diperjuangkan"

Mungkin banyak orang yang menganggap aku tidak pernah serius dalam berpacaran karena aku (dulu) sering gonta-ganti. Tapi itu semua karena mereka tidak tahu bahwa sebenarnya adalah aku yang terlalu serius. Apabila suatu hubungan tidak akan mengarah kemana-mana, ya aku beranggapan lebih baik diakhiri saja.

Dan pesanku.. jangan pernah meragukan perintah ibumu buat kamu sama siapa.

Karena percayalah,

Pilihan ibu itu selalu lebih asik.

Aku sudah membuktikan loh :)

0 comments:

Post a Comment